Baomong Kupang,


Laman tweeter heboh setelah hari jumad 7 Mei 2021 akun @BosTemlen membagikan potongan pidato Presiden RI Joko Widodo pada Hari Bangga Buatan Indonesia, potongan pernyataan Jokowi yang heboh dan sempat menjadi trending topic ini berbunyi “Sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dalam video pidatonya,

Lanjutnya "Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,".

Pernyataan Presiden Jokowi dinilai tidak pantas karena pidato tersebut diucapkan menjelang Umat Islam merayakan Idul Fitri. Netizen beranggapan Jokowi tidak peka terhadap masyarakat muslim di Indonesia. Menanggapi beragam reaksi soal Bipang, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah menyampaikan klarifikasinya dengan mengajak masyarakat untuk melihat konteks pidato Presiden secara keseluruhan. Ia mengatakan, isi pidato Presiden ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner Nusantara dari berbagai daerah. Setiap makanan memiliki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal. "Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara yang memang sangat beragam," ujar Luthfi. Sementara pernyataan dari Juru Bicara Presiden Fadjroel Rohman dalam tweetnya “Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun ~ #BungFADJROEL #Bipang,". Pernyataan dari Fadjroel ini berbda dengan pernyataan dari Menteri Perdagangan .

Menanggapi tanggapan netizen ini, Pakar Media Sosial Hariqo Wibawa Satrio menyampaikan pendapatnya dalam laman youtube pribadinya https://www.youtube.com/watch?v=SlOJwCyFe_8.



Hariqo menyebutkan tidak ada yang salah dari ucapan Jokowi,. “Saya menonton video tersebut dari menit pertama sampai terakhir, rupanya videonya panjang 28 menit sedangkan video yang disebar itu hanya sedikit potongan dari video tersebut” ujar Direktur Eksekutif Komunikonten ini. “Di awal Video Jokowi bertanya, produk apakah yang saudara-saudara gunakan hari ini, jelas pertanyaan ini ditujukan bagi seluruh masyarakat, bukan ditujukan bagi masyarakat dengan agama tertentu”.

Lanjut Hario dalam videonya “Kemudian Jokowi bicara tentang mudik, oleh-oleh dan lebaran, lebaran ini hari raya umat Muslim namun yang menikmati lbur bukan saja umat muslim tapi juga umat non muslim juga menikmati disaat hari raya idul fitri”. Lanjutnya “Dalam pernyataan Jokowi menyebutkan Bipang Ambawang, Nah Bipang Ambawang ini maksudnya Babi Panggang Ambawang. Tentu pernyataan ini tidak ditujukan kepada orang Islam tapi ditujukan pada orang yang diperbolehkan makan Babi. Namun menjadi sensitive ketika narasinya di media sosial diplesetkan bahwa Jokowi mempromosikan Babi Panggang menjelang Lebaran.

Penulis buku Seni Mengelola Media Sosial ini mengatakan tidak ada kesalahan dalam penyebutan Jokowi soal Bipang Ambawang. “Saya melihat tidak ada kesalahan dalam pidato ini karena mempromosikan produk lokal yang harus dipromosikan. Ini kesalah pahaman saja karena menonton ptongan video tapi tidak menonton secara utuh maksud dari video tersebut”.

Hariqo yang pernah aktif di Organisasi Gerakan Pramuka ini menyayangkan sikap pemerintah yang menanggapi tanggapan masyarakat dengan klarifikasi yang terkesan bertolak belakang antara satu dengan lainnya. “Krisis komunikasi ini sebetulnya tidak begitu berat kalau klarifikasinya (Pemerintah) santai. Nah klarifikasi yang disampaikan oleh Jubir Presiden itu (fadjroel Rohman) meralat atau membantah pernyataan dari Presiden itu sendiri. fajroel berusaha menetralisir dengan memberi tafsiran bahwa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi itu bukanlah Babi Panggang tetapi makanan ringan dari beras bernama Bipang, padahal yang dimaksud oleh Jokowi itu memang Babi panggang sehingga beda pernyataan antara Fajroel Rohman dengan Mendag Luthfi. Mendag juga meminta maaf atas kesalahpahaman dari penyataan presiden tersebut, seharusnya penyebar potongan video tersebut juga meminta maaf karena telah menimbulkan salah tafsir.

Diakhir videonya Hariqo menyampaikan pesan bahwa jika ada krisis komunikasi (seperti potongan video yang menjadi heboh)agar ditanggapi dengan lebih santai, menunda kesimpulan, mempelajari baru bersikap. “Kalau ada yang marah-marah dan tersinggung dengan video kemaren saya sarankan untuk nonton videonya dari awal. Inti dari pidato adalah untuk mengajak masyarakat bangga dengan produk lokal, dengan kuliner lokal kemudian mengajak masyarakat untuk membeli kuliner-kuliner lokal” tutup Hariqo. 


Untuk diketahui Bipang Ambawang yang disebutkan Presiden Jokowi adalah nama sebuah Restaurant yang berada di Jalan Trans kalimantan Km23. Rumah makan ini menyajikan makanan daging babi muda yang dipanggang secara tradisional di atas arang kayu, dan disajikan dengan Sambal khas Suku Dayak Kalimantan Barat. (ape)