Oleh Hariqo Wibawa Satria* (Pengamat Media Sosial)


*Tulisan ini telah tayang di media online detik.com pada 25 Juni 2021

Ceritanya pelaku menyamar sebagai penyedia jasa seks online di medsos, kemudian minta uang muka, setelah ditransfer, akun korban diblokir pelaku agar tidak bisa menghubungi," begitu kronologi kejahatan yang dijelaskan Tim Siber POLRI pada 23 Juni 2021 kemarin.

Warganet tercinta, pengguna medsos itu seperti pengguna jalan raya. Kalau belum membaca UU Lalu Lintas, maka akan banyak kecelakaan yang menyebabkan kerugian materi, cacat hingga meninggal dunia.

Nah, saat ini 170 juta orang Indonesia adalah pengguna aktif medsos (HootSuite, We Are Social-Digital 2021).
Dalam rilis studi Microsoft pada Februari 2021 lalu disebutkan dua hal buruk yang paling sering terjadi di Indonesia; ujaran provokatif dan penipuan daring, data ini sama dengan laporan masyarakat kepada Kepolisian sepanjang 2019.

Soal Open BO Seks juga begitu, pelanggannya jadi korban penipuan daring karena transfer duluan.
Pada kasus lain pelaku Open BO malah pernah dibunuh oleh pelanggannya seperti kejadian di Menteng, Jakarta bulan Mei 2021 lalu.

Maraknya orang tertipu di medsos, telah mengindikasikan banyak pengguna medsos belum membaca aturan penggunaan medsos, UU ITE sebelum mengoperasikan medsos, kamu sudah baca belum?

Warganet tercinta, semua medsos melarang promosi prostitusi. Open BO saya lihat cukup marak di twitter, padahal kalau kita baca aturannya, twitter melarang pornografi, jasa escort dan prostitusi, ketelanjangan, dll.
Namun dalam prakteknya akun yang menawarkan jasa prostitusi tetap bermunculan.

Meskipun followernya kecil, tapi gampang ditemukan, dugaan saya pelanggan mengetik kata kunci di kolom pencari medsos, dan “srooot” keluar semua yang dicari, chat dan terjadilah transaksi.

Jadi akun-akun Open BO itu followernya dikit, tapi pencarinya banyak loh.
Di youtube, video tentang Open BO yang paling ramai ditonton adalah podcastnya Deddy Corbuzier (DC), judulnya OPEN BO ON CLOSE THE DOOR - Diana Dee Starlight.
Sudah lebih dari sembilan juta view-nya. Di televisi konten DC ini pasti dilarang oleh KPI.

Saya berharap video ini dihapus saja oleh Deddy Corbuzier, karena terlalu seronok, vulgar dan membahayakan anak-anak Indonesia, atau gunakan fitur mode restricted (terbatas) yang disediakan youtube. Untuk kebaikan bersama, saya yakin DC tahu langkah terbaik.

Baca Juga : https://inet.detik.com/cyberlife/d-5619289/open-bo-seks-ancaman-neraka-dan-keterampilan-digital

Warganet tercinta, mereka yang melakukan Open BO Seks umumnya karena butuh uang, kurang keterampilan, belum maksimal melihat dunia dari atas.

Mereka sulit kita sadarkan jika hanya dengan ancaman siksa api neraka, mereka perlu keterampilan digital untuk beralih dari menjual badan ke menjual barang, menjual konten atau jasa lainnya. Pasarnya lebih luas, pendapatannya lebih besar.

Keterampilan digital ini bisa didapatkan dengan mengikuti berbagai webinar literasi digital, salah satunya yang diadakan oleh Kemkominfo dan Siber Kreasi di seluruh Kota/Kab di Indonesia.

Camkan ya, mereka pelaku Open BO Seks itu bukan sampah masyarakat, tapi saudara kita dan asset bangsa juga.
Sedangkan untuk para orangtua, konsultasikan dengan para guru, psikolog, psikiater, dosen mengenai kapan waktu yang tepat untuk menjelaskan hal-hal yang Anda anggap tabu kepada anak-anak Anda.

Sebab cepat atau lambat mereka juga akan mengetahui itu semua dari internet. Sekurangnya ada dua pilihan: Anda yang memberitahu, atau internet yang memberitahu mereka. Segera lakukan sebelum anak-anak kita “meninggal digital.”
Kemudian, sesering mungkin katakan pada anak-anak kita, “hati-hati ya nak di medsos”, dan pastikan mereka paham dengan apa yang kita maksud dengan berhati-hati tersebut. Ingat, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan konten. Salam literasi 

#MakinCakapDigital
Hariqo Wibawa Satria, Pengamat Media Sosial dari Komunikonten, CEO Global Influencer School dan Penulis Buku Seni Mengelola Tim Media Sosial.